Jika seekor lalat jatuh kedalam susu

Assalamu'alaikum wr.wb

“Jika ada seekor lalat jatuh di tempat minum salah seorang diantara kalian, maka celupkanlah seluruh tubuhnya.Kemudian buanglah.Sebab salah satu sayapnya mengandung penyakit sementara sayap yang lain mengandung obatnya” [HR.Malik, Abu Hurairah]

Hadist ini ada didalam kitab Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah wa Syai’un min Fiqiha wa Fawa’idiha halaman 74, yang ditulis dan diteliti keshahihannya oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, seorang muhaddist (ahli hadist) abad 20.Kitab ini baru ada jilid pertama dan sudah ada dalam bentuk terjemah bahasa Indonesia terbitan Qisthi Press.

Tentang hadist diatas, kelihatannya hadits tersebut meragukan, tidak ilmiah dan tersangkal (Dr. Maurice Bucaille juga termasuk yang menyangkalnya). Menurut rasional yang ilmiah bahkan anak SD kelas VI pun pasti tahu, bahwa lalat adalah binatang kotor, yang makanannya adalah bangkai, kotoran manusia dan hewan, sampah dan sebagainya.

Lalat juga menyebarkan berbagai penyakit mulai Kholera, Diare, Desentry, Thypus, TBC, dan sebagainya. Hal ini disebabkan lalat adalah media berbagai kuman penyakit (carier patogen) mulai bakteri patogen bahkan virus penyebab berbagai penyakit, yang menempel di badannya. Pelajaran inipun pernah kita terima ketika masih di SD yaitu di pelajaran IPA khususnya Ilmu Pengetahuan Hayat (biologi).

Sungguh tidak “masuk akal” hadist di atas. Wajar saja bila Dr. Maurice Bucaille yang merupakan seorang dokter ahli bedah asal Perancis yang sudah masuk Islam-pun menyangsikan hadits tersebut.

Secara rasional dan logika, mungkin hal ini benar dan hadist di atas “ngawur”. Tapi kalau anda sempat/pernah membaca di koran Republika, terbitan hari Sabtu tanggal 1 Mei 2004 yang lalu, mungkin pendapat anda akan berubah. Koran tersebut menurunkan sebuah tulisan, dengan judul: “Lalat Antara Penyakit dan Obat”.

Pada bagian tulisan tersebut dalam kolom/insert penulis kutip sebagai berikut. Bahwa studi yang dilakukan oleh Universitas Colorado di Amerika menunjukkan bahwa lalat tidak hanya berperan sebagai karier patogen (penyebab penyakit) saja, tetapi juga membawa mikrobiota yang dapat bermanfaat.

Mikrobiota di dalam tubuh lalat ini berupa sel berbentuk longitudinal yang hidup sebagai parasit di daerah abdomen (perut) mereka. Untuk melengkapi siklus hidup mereka, sel ini berpindah ke tubulus-tubulus respiratori dari lalat. Jika lalat dicelupkan ke dalam cairan, maka sel-sel tadi akan ke luar dari tubulus ke cairan tersebut.

Mikrobiota ini adalah suatu bakteriofag yang tak lain adalah virus yang menyerang virus lain serta bakteri. Virus ini dapat dibiakkan untuk menyerang organisme lain. Bakteriofag sendiri saat ini sedang dikembangkan sebagai terapi (pengobatan) bakteri terbaru.

Penelitian ini dilakukan seiring dengan meningkatnya spesies bakteri yang semakin resisten (kebal) dengan obat-obatan antibiotik yang tersedia. Mikrobiota yang terkandung di lalat ternyata juga mengeluarkan suatu metabolit aromatik yang menekan siklus hidup plasmodium sebagai patogen yang terkandung di beberapa jenis lalat.

Penelitian paling mutakhir dilakukan oleh perusahaan farmasi Glaxo Smith-Kline yang tengah mensponsori penelitian Dr. Joanna Clarke dari Universitas Maquarie. Pada mulanya penelitian menunjukkan bahwa pada satu sayap pada bakterinya, sedangkan sayap yang lain ada proteinnya. Kemudian Clarke dalam penelitian selanjutnya berusaha membuktikan bahwa lalat mempunyai kemampuan untuk menghasilkan antibiotik.

Sejauh ini penelitian itu telah menemukan bahwa empat spesies yang ia teliti (termasuk lalat rumah) memproduksi berbagai bentuk antibiotik pada berbagai bentuk antibiotik pada berbagai stadium dari siklus hidupnya. “Penelitian tersebut dipublikasikan tahun 2002, namun sampai sekarang belum diketahui kelanjutannya, “kata spesialis penyakit dalam dr. Rawan Broto, SpPD.

Walaupun dalam prakteknya akan sulit bagi kita untuk mencelupkan keseluruhan badan lalat ke dalam makanan, paling tidak kebenaran hadist ini akhirnya terbukti setelah sekian lama mengundang kontroversi dikalangan para ilmuwan.

Wallahu A`lam Bish-shawab
Wassalamu `Alaikum wr.wb

Prev: Buku : Muhammad Ka Annaka Tara'
Next: Buku : Memahami Ilmu Hadits

1 komentar:

  1. boleh bertanya nggak? mengenai anjing, anjing kan haram, tapi kemudian anjing terlatih tidak haram (hasil buruannya). bagaimana penjelasan logisnya, pakah air lendir dari anjing tg terlatih dan tdk terlatih ini berbeda?

    adalagi satu yg saya mau tanyakan, mungkin tdk penting, tapi ini cukup bagiku.
    apakah blog bisa menghasilkan uang, bagaimana caranya?

Posting Komentar